Selasa, 17 Februari 2009

UNSUR(E)

batang emas
...........emas batang
......air tanah
...........tanah air
-naturoksidogensasi-
+apiapiapiapiapiapia+
oxoxoxoxoxoxoxoxo
= tidak hujan sayang
= bur
= bur
= bur
= bur
= bur
*subur dalam dubur#
HAH
solaring


iruw harden, Jakarta 2619: revisi 1429
(keterangan: titiktitik pada baris 3-5 tidak mempunyai maksud apa2, selain HANYA UNTUK "menggeser" hurufhuruf saja..)


sebuah interpretasi bebas dari fenomena Tahun Baru Imlek 2009 yang "kebetulan" bertepatan dengan kejadian "istimewa" gerhana matahari cincin; sebuah hari yang sangat langka..
pernah juga saya tampilkan pada:
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Anmj8.CzBvccQQ4bdnYyBKuhRAx.;_ylv=3?qid=20090126092957AAMr0Ss
semoga berkenan melihat, membaca, dan mengapresiasi puisi saya ini.
terimakasih tulus.

iruw harden (Jakarta, 1729)

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Resensi karya Iruw Harden "UNSUR(E)"

    Menilik dari catatan kaki penyair, dimana karya "UNSUR(E)" ini dimaksudkan sebagai "sebuah interpretasi bebas dari fenomena Tahun Baru Imlek 2009 yang "kebetulan" bertepatan dengan kejadian "istimewa" gerhana matahari cincin; sebuah hari yang sangat langka.."

    Justru di sini saya selaku penikmat baca tidak mendapatkan/menemukan simbolik-simbolik tersebut yang menceritakan suasana "Imlek" dan fenomena alam " Gerhana matahari cincin ", kecuali mungkin yang sedikit mengarah pada proses fenomena alam ( tapi fenomena alam apa? ), hanyalah pada baris kalimat ini > -naturoksidogensasi-
    +apiapiapiapiapiapia+
    oxoxoxoxoxoxoxoxo
    = tidak hujan sayang
    dan itupun akan sulit bagi penikmat baca untuk menghubungkannya dengan fenomena "Gerhana Matahari Cincin" bila mana tidak penyair sebutkan pada catatan kaki!

    Dan khusus penggamaran "Imlek", di sini saya rasakan sang penyair juga lemah dalam memvisualisasikannya!

    Ok,andaikan sang penyair menyimbolikan pada susunan kosa kata terpilih >
    batang emas
    ...........emas batang
    ......air tanah
    ...........tanah air
    Saya yakin, bentukan visual image pembaca tidak akan mengarah kesana (andai, sekali lagi tidak penyair ungkapkan pada catatan kaki! ), apalagi bila dikaitkan dengan ketertautan baris dibawahnya, maka saya yakin gambaran Imlek tidak akan ada di bidang pikir audiens!
    Saya pun jujur baru bisa mengaitkan dengan Imlek setelah membaca catatan kakinya, dimana baris kalimat tersebut, mewakili harapan / berkah kesuburan,kekayaan dan atau murah rejeki dan atau kebahagian yang menjadi makna dari Imlek itu sendiri!

    Sekali lagi, bila karya ini dimaksudkan sebagai interprestasi Imlek maupun gerhana matahari cincin, saya merasakan sangat lemah kearahitu pesan tersirat pada karya ini, apa lagi kalau kita baca dalam satu kesatuan alur cerita yang utuh!

    Btw, bentuk dan rangkaian tertuang dalam suatu karya, termasuk karya ini, sepenuhnya menjadi hak milik secara fisik bagi sang penyair!

    Namun, begitu karya ini di posting ke publik, maka audiens dan atau penikmat baca mempunyai hak milik pada makna yang ada pada karya bersangkutan. Mengacu pada hal ini, maka ijinkan saya selaku penikmat baca untuk mengambil hak makna saya pada karya brelian Iruw Harden "UNSUR(E)", dengan interprestasi makna dari sudut pandang saya selaku penikmat! ( tentunya interprestasi saya ini, antara subyektif dan obyektif sangat sulit untuk dipisahkan! ).

    Ok, sekarang mari kita telaah, urai makna karya ini dari presepsi saya selaku penikmat baca :

    Pada puisi kontemporer ini, sang penyair sangat cerdik dalam memilih kosa kata sehingga membentuk suatu makna ganda dalam setiap ketertautan antar baris atas dan bawahnya. terutama pada baris-baris ini ;
    ........air tanah
    .............tanah air
    bathang emas
    .............emas bathang
    ( pada baris-baris ini sang penyair ingin menyampaikan pesan, bahwa negara kita adalah negara yang kaya raya dengan kesuburan tanahnya dan kekayaan alam pertambangannya yang tiada ternilai, ibarat air bula meresap kedalam tanah ( dalam arti kesuburan ) maka kekayaan alam bagaikan batang emas yang berjajar di untain kepulauan nusantara tercinta, namun bila air tak lagi bisa meresap tanah, maka prahara akan melanda tanah-tanah air, dan di sana bukan lagi batang mas dalam arti kemakmuran yang ada, namun mas-mas batang dalam arti hancurnya peradaban dan kerugian materiil,in materiil maupun ribuan jasad yang menjadi batang ( dalam arti ; bangkai! ).

    Di siini nampak jelas sekali penguasaan sang penyair dalam memainkan makna pada pertautan kalimat atas bawah, dan dengan cerdik untuk memberikan ruang imagi plus pada audiens, dia tambahkan ".........." yang sekali lagi disini juga punya peran ganda, selain untuk meratakan kalimat bawah pada atasnya " tanah,emas", titik-titik disini juga bisa berarti ada kalimat pesan tak tertulis yang bisa dijadikan bayang kalimat yang tertulis.

    Bahkan dengan kepiawian sang penyair yang kelihatannya cukup menguasai seni puisi kontemporer ( baik dalam pengertian struktural bentuk, maupun pemaknaan isi! ), disini sang penyair tidak hanya bermain dengan bunyi saja, namun lebih dari pada itu, kekentalan pesan dan sindiran moralnya cukup kuat di sini, seperti halnya pada baris selanjutnya yang mengangkat isu "Global Warning" yang terjadi dari ketidak mampuan atmosfir ( penipisan atmosfir >> naturoksidogensasi
    apiapiapiapiapiapia
    oxoxoxoxoxoxoxoxo
    ) yang ditimbulkan akibat ulah manusia yang mencenderai alam hanya untuk memenuhi nafsu materiilnya ( disimbolikkan dengan > subur dalam dubur )
    naturoksidogensasi
    apiapiapiapiapiapia
    oxoxoxoxoxoxoxoxo
    = tidak hujan sayang
    = bur
    = bur
    = bur
    = bur
    = bur
    subur dalam dubur
    HAH
    solaring

    260109

    ( = bur , sepertinya hanya menyisakan bur yang tidak subur karena hanya bur!, dan HAH solaring >>> di sini dengan " HAH " kapital dan "solaring" dengan penulisan wajar, seakan menyentil kita, betapa kita memandang sepele (atau bahasa jawanya; anget-anget tahi ayam!) masalah pemanasan global! )

    Salut Iruw, karya yang bagus !

    Salam lifespirit!

    BalasHapus
  3. (QUOTED)
    Namun, begitu karya ini di posting ke publik, maka audiens dan atau penikmat baca mempunyai hak milik pada makna yang ada pada karya bersangkutan. Mengacu pada hal ini, maka ijinkan saya selaku penikmat baca untuk mengambil hak makna saya pada karya brelian Iruw Harden "UNSUR(E)", dengan interprestasi makna dari sudut pandang saya selaku penikmat! ( tentunya interprestasi saya ini, antara subyektif dan obyektif sangat sulit untuk dipisahkan! ).
    v
    hak dirimu itu telah digunakan secara elegan..sungguh sejatinya, ragam interpretasi dari sebuah karya seni 'kan menjadikan karya tersebut kaya (multitafsir), serta eksotis..terimakasih tulus atas komen yang membangn ini..
    iruw harden
    539

    BalasHapus